Tanpa kita sadari salah satu yang diperlukan oleh sebuah kota adalah sebuah ruang – ruang sosial yang dapat menampung aspirasi komunitas - komunitas di dalamnya. Dimanakah ruang – ruang sosial ini dapat ditempatkan?

Disisi lain, fakta memperlihatkan banyak bangunan yang ditinggalkan atau bangunan terlantar yang sebetulnya layak digunakan untuk menjadi sebuah social space yang efektif bila direncanakan dengan baik dan tepat.

Lalu, bagaimana cara kita dapat membangun ruang – ruang sosial yang sesuai dengan konteks di Bali?

Indonesian Young Architects (IYA) bersama Seminyak Design Week dan teman - teman arsitek dan designer muda, berkolaborasi dan bereksplorasi, bagaimana kita dapat mengaktifasi bangunan yang terlantar dalam, “Aktivasi Ruang – Ruang Yang Tidur”.

Kehadiran Seminyak Design Week yang merupakan event desain, diadakan selama 10 hari (October, 18 – 27, 2019) di  Gallery Vivere, merupakan inisiasi dari Uma Seminyak . Berawal dari kesadaran atas kondisi lingkungan, serta beragam buah pikir untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Mengulang kesuksesannya tahun lalu, kunci keberhasilan Seminyak Design Week terletak pada kekuatan komunitas serta ekosistem desain yang terlibat. The Power of Community ini terdiri dari beragam komunitas seperti, Indonesian Young Architect, Asosiasi Desain Grafis Indonesia (ADGI), Ibu Arsitek, CushCush Gallery, hingga dukungan para pekerja dibalik terselenggaranya acara ini, serta teman-teman mahasiswa dari beberapa universitas di Bali dan diluar Bali. 

Tak terkecuali Sandei Blinds sebagai salah satu sponsor acara yang merasa bangga menjadi bagian dari pameran “Adaptive Re-use: Aktifasi ruang-ruang yang tidur”. Diawali dari IYA (Indonesian Young Architects), yang tergabung dari kelompok arsitek muda yang berdomisili di Bali, sebagai kurator yang kemudian menawarkan tema Adaptive Re-use: Aktifasi ruang-ruang yang tidur sebagai tema utama.

Pameran ini secara spesifik menampilkan solusi alternatif dari ruang sosial yang merespon gagasan “Adaptive Re-use” pada ruang sosial yang sesuai dengan konteks Bali dan memiliki rancangan yang berkelanjutan. Ragam gambar sampel dalam skenario Urban (gudang bekas logistik di Jalan Sunset Road) dan Rural (Kompleks rumah-rumah terlantar di Jalan Pendakian, Gunung Batur yang merupakan rumah warga yang ditinggalkan pada saat Gunung Batur meletus) tampil berupa desain skematik dan ditampilkan dalam instalasi bambu dan kain tenun Bali di tengah ruang pamer.